SAMARINDA – Anggota Komisi II DPRD Kota Samarinda, Viktor Yuan, menyoroti kondisi angkutan kota (angkot) yang makin terpinggirkan akibat dominasi transportasi berbasis aplikasi.
Ia menilai Pemerintah Kota Samarinda belum optimal dalam memberikan pembinaan maupun perlindungan bagi moda transportasi tradisional tersebut.
“Angkot yang dulu menjadi ikon transportasi kota ini, sekarang mulai ditinggalkan. Mereka kalah secara sistem dan layanan, tapi bukan berarti pemerintah bisa tutup mata,” kata Viktor.
Menurutnya, angkot masih memiliki fungsi penting, terutama untuk menjangkau area yang tidak dilalui transportasi online atau kendaraan pribadi. Karena itu, Viktor mendorong Dinas Perhubungan untuk segera merancang strategi pembinaan yang konkret dan terukur.
“Revitalisasi angkot sangat dibutuhkan, mulai dari pembaruan armada, pengaturan ulang rute, hingga peningkatan kualitas SDM sopir. Ini bukan hanya soal transportasi, tapi juga soal keberlangsungan ekonomi masyarakat kecil,” jelasnya.
Viktor juga menegaskan pentingnya dukungan anggaran khusus bagi transportasi umum konvensional. Ia khawatir tanpa intervensi nyata, angkot akan terus tergerus dan menciptakan kesenjangan akses transportasi di kota ini.
“Kalau Pemkot serius ingin mewujudkan transportasi yang adil dan merata, maka angkot tidak boleh dibiarkan mati perlahan. Dibutuhkan intervensi, tidak cukup hanya dengan regulasi, tapi juga insentif nyata,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret agar Samarinda tidak kehilangan identitas transportasi massalnya di tengah arus digitalisasi. (Adv/MR)