Menu

Dark Mode
Terowongan Selili Hampir Rampung, DPRD Samarinda Agendakan Tinjau Lokasi Sebelum Dibuka Tambang Ilegal di Kawasan KHDKT, Deni Hakim Singgung Pengawasan Pusat dan Provinsi “Si Pesut” Solusi Pengelolaan Sampah di Kota Tepian Deni Hakim Dorong Percepatan Penyelesaian Revitalisasi Pasar Pagi Romadhony Dorong Pemkot Tingkatkan Pengembangan Keterampilan Anak Muda Tanggapan Dewan Soal Maraknya Pengemis dan Pengamen di Kota Tepian

News

Terungkap! 18 Polisi Terlibat Pemerasan di DWP 2024, Penonton Malaysia Dipaksa Bayar

badge-check


					Kolase Foto, Konser DWP 2024 dan Polisi/ Foto: FASENEWS.ID Perbesar

Kolase Foto, Konser DWP 2024 dan Polisi/ Foto: FASENEWS.ID

FASENEWS.ID – Sebanyak 18 anggota kepolisian dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan Polsek Kemayoran diamankan oleh Divisi Propam Polri setelah beredarnya kasus dugaan pemerasan.

Diamankannya 18 anggota polisi terkait dugaan pemerasan terhadap penonton warga negara Malaysia pada acara Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 15 Desember 2024.

Kasus ini mencuat setelah media sosial di Malaysia ramai membicarakan tuduhan pemerasan terhadap lebih dari 400 penonton asal Malaysia.

Para penonton tersebut dilaporkan dipaksa membayar uang meskipun hasil tes urine mereka negatif.

Apa itu DWP?

Djakarta Warehouse Project (DWP) adalah festival musik elektronik tahunan yang diadakan di Jakarta, Indonesia.

Acara ini dikenal dengan penampilan DJ internasional dan produksi panggung yang megah, yang menarik ribuan pengunjung, termasuk wisatawan mancanegara.

DWP menjadi salah satu acara musik terbesar di Asia Tenggara, menghadirkan atmosfer yang penuh energi dan menampilkan musisi ternama dari seluruh dunia.

Festival ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008 dengan nama Blowfish Warehouse Project di klub malam Blowfish di Jakarta.

Setelah sempat vakum pada tahun 2009, festival ini kembali digelar pada tahun 2010 dengan nama Djakarta Warehouse Project dan diadakan di Pantai Carnaval Ancol, Jakarta.

Sejak saat itu, DWP terus berkembang dan menjadi salah satu festival musik elektronik terbesar di Asia.

Kronologi Kejadian Pemerasan

Pada acara DWP 2024, sejumlah penonton, termasuk warga negara Malaysia, ditangkap oleh oknum polisi dengan tuduhan pelanggaran administratif.

Setelah penangkapan, mereka diduga dipaksa untuk membayar uang tunai sebagai imbalan untuk menghindari proses hukum lebih lanjut.

Meskipun hasil tes urine yang dilakukan pada penonton tersebut negatif, mereka tetap diminta membayar sejumlah uang yang nilainya bervariasi, dengan total uang yang diperas diperkirakan mencapai 9 juta ringgit Malaysia atau sekitar Rp32 miliar.

Respons Pihak Berwenang

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, Karo Penmas Divisi Humas Polri, mengonfirmasi bahwa Polri telah mengamankan 18 anggota yang terlibat dalam dugaan pemerasan ini.

Ia menegaskan bahwa Polri berkomitmen untuk menindak tegas anggota yang melanggar aturan guna memastikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyatakan bahwa laporan ini sedang didalami dan jika terbukti ada pelanggaran, pihaknya akan menindaklanjutinya dengan sanksi yang sesuai.

Divisi Propam Polri terus melakukan investigasi terhadap 18 anggota yang terlibat.

Jika terbukti bersalah, mereka akan menghadapi sanksi sesuai peraturan yang berlaku, termasuk pemecatan dan kemungkinan proses hukum pidana.

Tanggapan Penyelenggara DWP

Namun, insiden dugaan pemerasan ini mencoreng reputasi acara dan menimbulkan kekhawatiran bagi pengunjung asing.

Pihak penyelenggara DWP 2024, Ismaya Live, telah memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.

Mereka menyesalkan pengalaman buruk yang dialami beberapa penonton dan menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan pihak berwenang guna menyelidiki kasus ini secara menyeluruh.

Ismaya Live juga menekankan bahwa keselamatan, kesejahteraan, dan pengalaman penonton adalah prioritas utama mereka.

Dampak di Media Sosial

Kasus ini memicu protes di media sosial, terutama di kalangan netizen Malaysia, yang menunjukkan kekecewaan dan kekhawatiran terhadap tindakan oknum polisi tersebut.

Beberapa dari mereka bahkan menyerukan boikot terhadap acara serupa di Indonesia jika masalah ini tidak ditangani dengan serius. (naf)

Facebook Comments Box

Read More

Tambang Ilegal di Kawasan KHDKT, Deni Hakim Singgung Pengawasan Pusat dan Provinsi

11 April 2025 - 06:17 WIB

Kemenhut Turunkan Tim Gabungan, Buru Pelaku Tambang di Kawasan Hutan Pendidikan Unmul

10 April 2025 - 07:58 WIB

Lahan Dicaplok Perusahaan Batubara, Poktan CAL Beri Waktu 7 Hari Untuk Penyelesaian Sengketa

10 April 2025 - 04:42 WIB

Aji Minta Oknum Brimob yang Aniaya Wartawan di PN Balikpapan Diproses Hukum

25 March 2025 - 04:55 WIB

Tegas! BKN Blokir Data Kepegawaian 94 ASN Buton Selatan Gegara Mutasi Tak Ikuti Aturan

24 March 2025 - 11:15 WIB

Trending on Daerah