FASENEWS.ID – Pengumpulan data untuk Program Desa Presisi di Desa Teluk Dalam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim), berhasil diselesaikan pada 9 Oktober 2024, setelah dimulai pada 30 Agustus 2024.
Kasi Pemerintahan Desa Teluk Dalam, Agus Maulana, menyatakan bahwa pendataan yang melibatkan 12 enumerator mengalami kendala, terutama terkait apatisme dari sebagian masyarakat yang menganggap pertanyaan dalam survei terlalu pribadi.
Dengan tujuan mengumpulkan data spasial, sosial, dan ekonomi secara mendetail, Program Desa Presisi memberikan tantangan tersendiri bagi petugas di lapangan.
Menurut Agus, masyarakat sempat merasa terganggu dengan sekitar 250 pertanyaan yang diajukan, meskipun pendataan dilakukan dengan bantuan teknologi online.
“Bagi sebagian warga, hal ini masih dianggap tabu dan terlalu mengarah ke ranah privasi, mereka takut datanya disalahgunakan,” ucapnyaa pada Kamis, (31/10/2024).
Walaupun menghadapi tantangan berupa apatisme dari masyarakat, pengumpulan data berhasil dilakukan dengan baik dan tanpa kendala.
Setelah pelatihan yang dilaksanakan pada 29 Agustus 2024 di Kantor Desa Loa Lepuh, Desa Teluk Dalam menjadi salah satu desa yang terlibat dalam program ini.
Meskipun sudah ada persiapan, kendala teknis turut memperlambat proses pengumpulan data, terutama karena jaringan internet yang tidak konsisten di wilayah itu.
Koordinasi yang solid antara enumerator, aparat desa, dan tim dari Universitas IPB sebagai pendamping program tetap berlangsung baik, walau waktu pendataan yang direncanakan 20 hari harus diperpanjang hingga lebih dari satu bulan.
“Kami memastikan bahwa data yang terkumpul sesuai dengan kondisi di lapangan dan benar-benar mencerminkan situasi masyarakat,” ungkap Agus.
Dengan terkumpulnya data ini, Agus berharap dapat mempermudah administrasi desa, terutama untuk memenuhi kebutuhan data penduduk yang diperlukan oleh kecamatan dan kabupaten.
“Kami berharap juga, hasil dari program Desa Presisi ini akan sangat bermanfaat bagi keberlanjutan administrasi desa dan pelayanan masyarakat,” terangnya.
Kepala Bidang Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan DPMPD Kaltim, Aswanda, menyampaikan bahwa data ini dapat dimanfaatkan oleh Kabupaten Kutai Kartanegara dalam upaya memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan.
“Kami sudah memberikan arahan bahwa data sebenarnya dari di lapangan melalui program desa presisi itu seperti ini, jangan sampai nanti bantuan atau kebijakan pemerintahan tidak tepat sasaran, misal lokasi A tidak membutuhkan semenisasi padahal dibutuhkan,” jelasnya. (adv)