Usia tak menjadi pembatas untuk seseorang meraih prestasi.
Perempuan asal kota Bontang membuktikan ini, diusianya yang terbilang muda, dia berhasil meraih penghargaan kategori Teknologi Tepat Guna (TTG) dari DPMPD Kaltim diantara penerima reward lainya dengan usia yang terpaut jauh.
FASENEWS.ID, SAMARINDA – Senyum merekah di wajahnya, langkahnya pelan menuju podium sambil memegang pigura dan piagam penghargaan.
Perempuan mungil itu menerima reward dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim atas karya yang dihasilkan.
Namanya Sea Gendhis Rahmawati, pelajar yang baru berusia 14 tahun, dia didapuk sebagai juara 1 lomba inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan karyanya membuat Hydroclay media tanam hidroponik.
Sosoknya yang begitu muda, dia berdiri diantara puluhan penerima penghargaan dari berbagai kategori dengan usia yang terpaut jauh.
Ada yang juara kategori Bumdes inovasi, juara Desa dengan kinerja baik penanganan stunting hingga juara kategori produk unggulan pada kegiatan Bumdes Expo dan Anugerah Desa Membangun 2024.
Pelajar dari Kota Bontang itu bercerita, berkarya dengan media tanam itu saat dirinya berusia 10 tahun, tepat tahun 2020 lalu. Kegabutanya ketika Covid-19 melanda Indonesia termasuk Kaltim.
“Karena gabut, bingung mau buat apa. Jadi saya penasaran, saya cobalah membuat Hydroclay. Tapi itu terus saya tekuni sampai sekarang,”katanya.
Sea Gendhis bercerita, memulai karya itu dengan memanfaatkan halaman rumah orangtuanya yang berada di Jl. Jawa Block PP-5A RT 36 BTN KCY, Bontang Utara, Kalimantan Timur.
Bahan percobaannya itu juga tidak sulit ia peroleh. Rata-rata tak jauh dari tempat tinggalnya.
Bahan yang digunakan seperti tanah liat murni yang tidak berpasir. Kemudian cocopeat. Tapi ini bisa disesuaikan. Kadang menggunakan Dedak saat tidak ada cocopeat.
“Bahan bahan ini gampang didapat di daerah saya,”cetusnya.
Percobaan yang dilakukan itu berhasil. Kini Hydroclay media tanam hidroponik yang dibuat bisa digunakan untuk semua jenis tanaman termasuk tanaman termasuk buah-buahan, sayur-sayuran hingga tanaman yang tidak mencintai air seperti kaktus.
“Ini bisa dipakai lebih dari 1 kali sampai empat tahun lamanya,”ungkapnya.
Pemasaran Lewat Online
Setelah berhasil membuat Hydroclay, Sea Gendhis mulai menekuni karyanya.
Dia tak ingin hasil karya itu menjadi penggunaan pribadi. Dia menyadari Hydroclay itu bisa menjadi sumber pendapatan tambahan buat dirinya dan keluarga.
Mula-mula anak SMP Yayasan Pupuk Kaltim (YPK) kota Bontang ini mendaftarkan karyanya ke Haki. Setelahnya memanfaatkan berbagai macam Expo untuk mengenalkan produk yang ia buat.
“Saya mulai coba masuk ke kegiatan ekspo, tujuannya untuk mengenalkan yang saya buat, sekalian juga jualan,”bebernya.
Tak hanya itu, dia kemudian menjajal pasar on-line, seperti Shope. Meskipun tidak begitu banyak pesanan, kata dia, tetapi selalu ada yang pesan, baik itu datang langsung kerumah maupun lewat online.
Semua pesanan yang didapat Sea Gendhis rata-rata dari kota Bontang. Dia bilang, pernah sekali waktu ada pesanan hingga 10 kilogram.
“Pesanan ini adalah pesanan yang paling banyak yang saya terima. Meskipun sedikit tapi tiap Minggu itu ada aja yang pesan,”tandasnya.
Produksi Hydroclay Saat Libur Sekolah
Sebagai pelajar yang masih duduk di bangku SMP, Sea Gendhis tak punya waktu banyak untuk produksi Hydroclay.
Dia harus membagi waktu belajar dan produksi media tanam buatannya itu.
Pasalnya, kala libur sekolah baru membuat Hydroclay, yaitu hari Sabtu dan Minggu. Dalam kurun waktu itu dia bisa membuat 1-3 kilogram, yang ia buat sendiri kadang dibantu orang tua.
“Satu kilonya saya jual 50 ribu, dalam sebulan omsetnya bisa Rp 300 ribu, kadang kurang, kadang juga lebih,”terangnya.
Membuat Hydroclay itu tidak datang begitu saja dalam pikirannya. Mulanya Sea Gendhis terinspirasi dari hidroton. Produk luar negeri yang jadi role model Hydroclay buatannya.
“Tapi itu (hidroton) di luar negeri, jadi saya berpikir kenapa harus beli atau import dari luar, kenapa kita tidak buat sendiri. Kalau kita buat sendiri justru harganya lebih murah,”terangnya.
Atas karyanya itu, kini ia didapuk penghargaan inovasi TTG.
Dia juga terus berupaya untuk meluaskan pemasaran produk yang dibuatnya. (adv)