SAMARINDA – Penertiban Pasar Subuh di Gang 3 Jalan Yos Sudarso, Samarinda, dipantau langsung oleh Wakil Ketua DPRD Samarinda Ahmad Vananzda.
Kehadiran Vananzda di lokasi penertiban menunjukkan pengawasan dan kepedulian terhadap pedagang yang menolak relokasi ke Pasar Beluluq Lingau di Jalan PM Noor karena berbagai alasan.
“Sebagai wakil rakyat di dapil ini, saya bertanggung jawab untuk mengawasi penertiban, apalagi saya banyak menerima keluhan dari para warga,” jelas Vananzda.
Menurutnya, proses eksekusi terhadap aktivitas pedagang Pasar Subuh seharusnya dilakukan secara lebih manusiawi dan bertahap. Dirinya menyayangkan tidak adanya dialog terbuka antara pemerintah dan para pedagang sebelum hari pelaksanaan.
“Warga menyampaikan jika mereka tidak dilibatkan dalam proses komunikasi sebelum penertiban, padahal komunikasi itu penting agar tidak menimbulkan gejolak saat penertiban,” ucapnya.
Lebih lanjut kata Vananzda, menyoroti banyaknya aparat gabungan yang diturunkan ke lokasi. Padahal jumlah pedagang yang beraktivitas di pasar tersebut tidak lebih dari 60 orang. Dirinya pun menilai bahwa hal ini terlihat agak berlebihan.
“Penertiban tidak perlu melibatkan banyak aparat dan truk pemadam. Pendekatan yang baik kepada pedagang kecil akan lebih efektif,” terangnya.
Dirinya pun mengimbau agar Pemkot dapat membuka ruang dialog kembali, apalagi masih ada sejumlah pedagang yang bersikukuh tak ingin pindah.
“Saya tidak menolak program pemerintah, saya justru mendukung penataan. Tapi masyarakat juga harus dimanusiakan. Jangan sampai muncul kesan intimidatif. Mari kita musyawarah dulu,” tukasnya. (Adv/MR)