FASENEWS.ID – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) telah memulai penyusunan road map untuk memastikan produk lahan dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dapat masuk ke pasar modern serta diekspor ke luar negeri.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan membentuk forum yang beranggotakan stakeholder yang terkait, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta sektor swasta.
Langkah ini diambil sebagai dorongan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat didesa.
Dengan berbagai sumber daya yang dimiliki, tentu saja desa memiliki potensi yang besar di semua sektor.
Maka dari itu, semua pemangku kepentingan didorong untuk bekerja sama agar potensi yang dimiliki desa dapat di optimalkan.
“Ini sesuai arahan ibu Sekda. Tentu menjadi komitmen kami,” ucap Puguh Harjanto, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kaltim.
Pada forum tersebut tidak hanya ada DPMPD, tetapi juga akan ada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sektoral lainnya, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertambangan, dan lainnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kaltim, Sri Wahyuni, mengungkapkan bahwa forum stakeholder yang dibentuk juga melibatkan eksportir, pengusaha seperti Kadin, serta asosiasi BUMDes, yang mana langkah ini diambil untuk menghubungkan semua pihak satu sama lain.
Sri Wahyuni menklasifikasi terdapat dua jenis potensi yang dapat dikembangkan oleh BUMDes yaitu, potensi pertama yang berasal dari permintaan pasar.
“Kira-kira komoditas apa sih yang sedang dicari pasar? Kemudian komoditas yang dicari ini ada didesa mana? Misalnya eksportir kita yang damar batu, dia baru dapat di satu kabupaten, sisanya dia dapat suport dari provinsi lain. Nah dia ingin di kabupaten lain atau desa lain di Kaltim juga bisa suport, ini satu contoh dari damar batu,” ungkap Sri Wahyuni.
Selanjutnya, Sri Wahyuni menjelaskan bahwa untuk potensi yang kedua berasal dari sumber daya yang ada di desa-desa, dengan contoh desa membuat kerajinan tangan dari bahan daur ulang.
Kemudian hasil karya tersebut dapat dimodifikasi agar memenuhi standar kualitas yang diperlukan untuk memasuki pasar modern, termasuk untuk kebutuhan hotel dan restoran.
“Misalnya di restoran itu di mejanya ada tisu, kemudian ada tempat bunga. Kalau seperti ini bisa di suplai dari BUMDes kan luar biasa. Tidak usah jauh-jauh, di Kutim misalnya, kafe-kafe dan restoran di suplai dari BUMDes, nah ini kan harus kita bantu link dan matchnya,” terangnya.
Sementara itu, Puguh Harjanto menilai jika BUMDes telah menunjukkan inovasi dalam produk yang dihasilkan, hal ini terlihat dari berbagai produk yang dipamerkan dalam BUMDes Expo yang berlangsung dari Jumat hingga Minggu lalu.
Namun, Puguh menjelaskan bahwa kegiatan expo saja tidak cukup, perlu adanya koneksi antara produk dari BUMDes dengan pasar, serta menjalin kemitraan dengan perusahaan atau investor di sekitar desa agar pemasaran dapat dimaksimalkan.
“Kita juga ingin konekan dengan pasar, bukan hanya saat expo saja tapi dikonekan dengan pangsa pasar. Target pasarnya bukan hanya di lokal tetapi juga ekspor. Kita akan coba, mulai dari pemasaran online, ada market yang bisa dimaksimalkan,” ujarnya. (adv)