Menu

Dark Mode
Siswa SMAN 1 Mempawah Gagal SNBP, Waka Kurikulum Diminta Tanggung Jawab! Dua Minggu Cari LPG 3 Kg, Warga Karawaci Protes ke Menteri Bahlil: Anak Kami Lapar! Cerita “Budi” Pencetus Pertama Peringatan Darurat Indonesia, Ternyata Garuda Biru Tak Sengaja Jadi Gerakan Protes Dari Garuda Biru Jadi Garuda Hitam, Peringatan Darurat Part 2? Hashtag #IndonesiaGelap Suarakan Momok Tanah Air Nenek Yonih Lansia Meninggal Dunia Usai Antre LPG 3 Kg, Warga Sebut Sempat Bawa 2 Tabung Gas Kosong  Bantu Warga Terdampak Banjir di Samarinda, Laskar Kebangkitan Kutai dan IZI Tamiya 4Wd Bagikan Paket Sembako

Advertorial

Kolaborasi Lintas Sektor Kaltim untuk Percepatan Penurunan Stunting dan Penguatan Ketahanan Keluarga

badge-check


					Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) kaltim, Puguh Harjanto/ Foto: FASENEWS.ID Perbesar

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) kaltim, Puguh Harjanto/ Foto: FASENEWS.ID

FASENEWS.ID – Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur konsisten mendukung pembangunan ketahanan keluarga serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

Komitmen itu diwujudkan melalui upaya peningkatan kesadaran keluarga dalam menjalin sinergi dengan sesama keluarga, warga, dan kelompok masyarakat, disertai pelatihan parenting.

Puguh Harjanto, Kepala DPMPD Kaltim, menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam mengatasi persoalan sosial, khususnya untuk mempercepat penurunan angka stunting.

“Permasalahan keluarga dimulai sejak usia dini, salah satunya adalah stunting. Ini ancaman serius bagi masa depan generasi kita,” ucap Puguh.

Selain itu, ia menyoroti masalah perkawinan dini, rendahnya akses pendidikan, dan perilaku menyimpang di kalangan remaja yang semakin menambah tantangan sosial di Kaltim.

Menurut data Survei Status Gizi Indonesia 2023, angka stunting di Kaltim tercatat meningkat dari 22,8 persen pada 2022 menjadi 23,9 persen.

“Ini menjadi alarm bagi kita semua. Target kita jelas, prevalensi stunting harus turun hingga 14 persen pada 2024,” terangnya.

Puguh berpendapat bahwa stunting tidak hanya masalah kesehatan tetapi juga masalah yang berkaitan dengan masa depan negara.

Anak yang tumbuh dengan kondisi stunting lebih rentan mengalami gangguan perkembangan, sehingga dapat mengurangi kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.

“Bagaimana kita bisa mencapai visi Indonesia Emas 2045 jika modal dasarnya terganggu? Oleh karena itu, upaya penanganan stunting harus dilakukan secara kolaboratif,” lanjutnya.

Puguh menegaskan bahwa program ini harus bekerja sama dengan baik dengan pemerintah, masyarakat, dan kelompok sosial.

“Masa depan kita bergantung pada aksi kolaboratif yang kita lakukan sekarang. Anak-anak yang kita rawat hari ini adalah mereka yang akan menjaga bangsa ini di masa depan,” terang Puguh. (adv)

Facebook Comments Box

Read More

KPU Samarinda Hadiri Pleno Rekapitulasi Perhitungan Suara Tingkat Provinsi, Laporkan soal Kejadian Khusus dan Keberatan Saksi 

9 December 2024 - 21:35 WIB

Lengkap! Hasil Pleno Tingkat Provinsi oleh KPU Kaltim untuk Gelaran Pemilihan Gubernur, Cek Rincian Suara Isran – Rudy 

9 December 2024 - 14:18 WIB

Hasil Pleno Pilkada Kota Samarinda, Andi Harun – Saefuddin Zuhri Raih 306.392 Suara Sah

7 December 2024 - 10:25 WIB

Pilkada Samarinda 2024, Tak Ada Gugatan Perselisihan Hasil Pemilu Diajukan ke MK 

6 December 2024 - 19:02 WIB

Rakornis soal Batas Desa Digelar DPMPD Kaltim, Pihak Ditjen Bina Pemdes Sampaikan soal Pentingnya Batas Wilayah 

4 December 2024 - 16:32 WIB

Trending on Advertorial