FASENEWS.ID – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kalimantan Timur terus berinovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui teknologi yang ramah lingkungan.
Salah satu terobosan terbaru adalah pengembangan media tanam hidroponik buatan dalam negeri yang diberi nama Hydroclay.
Kepala Bidang Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) DPMPD Kaltim, Noor Agustina, mengungkapkan bahwa teknologi ini memiliki potensi besar untuk menjawab tantangan urban farming.
” Kami mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan secara maksimal dengan teknologi sederhana yang ramah lingkungan,” ujar Noor Agustina.
Hydroclay sendiri merupakan hasil karya inovatif dari Sea Gendhis Rahmawati Sudarno Putri dan Eva Dwipanglipur Wijayanti asal Bontang.
Berawal dari masalah tingginya harga media tanam impor, Hydroclay hadir sebagai alternatif menggunakan bahan lokal, seperti tanah liat, bekatul, dan cocopeat.
Keunggulan media tanam ini adalah kemampuannya untuk menyerap dan menyimpan air lebih lama, serta ringan dan ekonomis.
Desain Hydroclay yang berbentuk bulat berpori ini memungkinkan akar tanaman tumbuh dengan sehat tanpa mengalami kerusakan sehingga cocok digunakan untuk tanaman hias, hortikultura, dan buah-buahan.
Selain mendukung urban farming, Hydroclay juga diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat desa.
Dengan harga jual yang terjangkau, yaitu Rp25.000 per kilogram, Hydroclay dapat bersaing dengan produk impor dan membuka peluang usaha baru di kalangan masyarakat desa.
Menurut Noor Agustina, dengan penjualan 31 kg produk, yang setara dengan Rp762.950, Hydroclay dapat mencapai titik impas (BEP).
“Kami optimis inovasi ini mampu menjadi solusi bagi petani modern sekaligus mendukung pertumbuhan UKM di Kaltim,” tambahnya.
Melalui inovasi Hydroclay, DPMPD Kaltim berharap desa-desa di provinsi ini akan semakin mandiri, produktif, dan berkembang secara berkelanjutan. (adv)