FASENEWS.ID – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) di Kalimantan Timur telah resmi memulai penerapan program Data Desa Presisi (DDP) di 104 desa, dengan pendampingan dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Tujuan dari program ini adalah untuk menghasilkan data yang tepat guna sebagai landasan perencanaan pembangunan desa dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
104 desa yang melaksanakan DDP terdiri dari, Kota Bangun Ilir, Kota Bangun Seberang, Kota Bangun Ulu, Liang Ulu, Liang, Loleng, Kedang Murung, Muhuran, Sebelimbingan, Pela, Sangkuliman, Kota Bangun I, Kota Bangun II, Kota Bangun III, Wonosari, Benua Baru, Sari Nadi, Sedulang, Kedang Ipil, Sumber Sari, Suka Bumi, Bakungan, Loa Duri Ilir, Loa Duri Ulu, Loa Janan Ulu, Purwajaya, Batuah, Tani Bhakti, Tani Harapan, Loa Kulu Kota, Jongkang, Rempanga, Sepakat, Ponoragan, Sumber Sari, Loh Sumber, Jembayan Tengah, Jembayan Dalam, Jembayan, Jembayan Ilir, Sungai Payang, Lung Anai, Jonggon Desa, Margahayu, Jonggon Jaya, Jawa, Pendingin, Sanga-Sanga Dalam.
Desa-desa selanjutnya yang melaksanakan program ini adalah Sanga-Sanga Muara, Sari Jaya, Selerong, Lekaq Kidau, Senoni, Sanggulan, Tanjung Harapan, Beloro, Sebulu Moderen, Sebulu Ulu, Sebulu Ilir, Segihan, Giri Agung, Sumber Sari, Manunggal Daya, Mekar Jaya, Bukit Biru, Jahab, Timbau, Loa Ipuh Darat, Loa Ipuh, Melayu, Panji, Sukarame, Kampung Baru, Mangkurawang, Loa Tebu, Rampak Lambur, Bendang Raya, Anggana, Sidomulyo, Kutai Lama, Handil Terusan, Muara Pantuan, Muara Kaman Ulu, Muara Kaman Ilir, Sabintulung, Taratak, Benua Puhun, Rantau Hempang, Menampang Kanan, Menampang Kiri, Bunga Jadi, Panca Jaya, Sidomukti, Cipari Makmur, Lebaho Ulaq, Bukit Jering, Sedulang, Puan Cepak, Liang Buaya, Tunjungan, Kupang Baru, Muara Siran, Teluk Dalam, dan Loa Lepu.
Kepala Laboratorium DDP FEMA IPB, Rajib Gandi, menekankan bahwa pendekatan berbasis data desa presisi sangat penting untuk memberikan respons yang lebih tepat dan efektif terhadap kebutuhan masyarakat.
“Kami mendampingi setiap tahap proses, mulai dari pengumpulan data hingga pelatihan teknis bagi enumerator desa. Program ini memastikan bahwa data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk menentukan prioritas pembangunan dan kebijakan desa yang relevan,” ucap Rajib saat diwawancarai Selasa (29/10/2024).
Dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, program DDP memanfaatkan teknologi geospasial seperti drone dan GPS untuk memperbarui data dengan akurasi yang lebih baik.
Data yang dikumpulkan meliputi informasi demografis, kondisi infrastruktur, dan aset desa, yang selanjutnya diintegrasikan ke dalam sistem informasi pemerintah daerah.
Untuk memastikan akurasi dan keterbaruan informasi, setiap desa diwajibkan melakukan verifikasi data secara periodik.
Rajib menggarisbawahi bahwa agar keputusan berbasis data efektif, data yang diperoleh harus dapat digunakan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas layanan publik di desa.
Rajib juga mengatakan bahwa data desa presisi adalah data yang memiliki akurasi dan ketepatan tinggi, yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran nyata mengenai kondisi desa.
Proses pengumpulan, validasi, dan verifikasi data ini dilakukan dengan menjaga standar akurasi yang optimal.
Rajib berkeyakinan bahwa penerapan DDP ini dapat menjadi contoh di tingkat nasional untuk memperkuat perencanaan berbasis bukti.
“Kami ingin memastikan bahwa data ini menjadi alat penting untuk menentukan prioritas pembangunan dan meningkatkan layanan publik di desa,” ungkapnya.
Melalui dukungan dari Institut Pertanian Bogor, Kabupaten Kutai Kartanegara berupaya menjadi yang terdepan dalam penerapan data presisi dalam perencanaan desa di Indonesia.
Diharapkan langkah ini menjadi pendorong bagi pembangunan yang lebih efektif dan inklusif di Kalimantan Timur, serta menjamin bahwa kebijakan dan program yang dibuat lebih relevan dan sasaran. (adv)