Menu

Mode Gelap

Advertorial

Gelar RDP Bahas Relokasi Pasar Subuh, DPRD Samarinda : Cari Solusi Berkeadilan bagi Pedagang

badge-check


					Suasana RDP DPRD Samarinda bersama OPD terkait guna mencari solusi mengenai relokasi Pasar Subuh. (Foto : MR) Perbesar

Suasana RDP DPRD Samarinda bersama OPD terkait guna mencari solusi mengenai relokasi Pasar Subuh. (Foto : MR)

SAMARINDA – Menanggapi permasalahan relokasi Pasar Subuh, DPRD Kota Samarinda menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, pada Kamis (15/05/2025) di Ruang Rapat Lantai II Gedung DPRD Samarinda.

Rapat tersebut turut dihadiri oleh pemilik lahan serta perwakilan pedagang Pasar Subuh, guna memberikan keterangan terkait rencana penggusuran dan opsi relokasi pasar yang telah menjadi polemik di tengah masyarakat.

Ketua Komisi I DPRD Samarinda Samri Saputra, memimpin jalannya rapat tersebut. Rapat juga dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Achmad Vananzda, anggota Komisi I lainnya, serta beberapa anggota Komisi II.

Rapat tersebut berlangsung cukup lama, karena disebabkan oleh banyaknya informasi dan masukan yang dibutuhkan dari para pihak, khususnya para pedagang.

Anggota Komisi I Iswandi, menekankan pentingnya solusi yang adil dan menyeluruh bagi seluruh pedagang. Dirinya meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk tidak hanya fokus pada pedagang inti, tetapi juga memikirkan pedagang pelengkap seperti penjual sayur, buah, hingga makanan.

“Tolong dicarikan solusinya untuk para pedagang yang bukan bagian dari tematik utama. Kita harus cari win-win solution, termasuk untuk pedagang sayur, buah, dan makanan. Kalau dicampur dengan pedagang khusus seperti (penjual babi), bisa rancu dan menimbulkan persoalan baru,” ujar Iswandi dalam rapat tersebut.

Lebih lanjut kata Iswandi, meminta agar proses relokasi dikawal secara transparan dan adil oleh seluruh perangkat terkait, termasuk mahasiswa, agar pedagang dapat benar-benar merasakan kemudahan dan keadilan dari kebijakan tersebut.

Dirinya juga mempertanyakan keterlibatan aparat dalam proses pembongkaran pasar yang terjadi pada Jumat (09/04/2025). Menurutnya, penggunaan aparat pemerintah seperti Satpol PP, TNI, dan Polri dalam aset pribadi menimbulkan pertanyaan terkait sumber pembiayaannya.

“Pembongkaran dengan melibatkan banyak aparat tentu membutuhkan biaya besar. Ini aset pribadi, tapi yang turun justru aparat pemerintah. Ini patut dipertanyakan,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, Iswandi berharap seluruh pedagang, baik tematik, pelengkap, maupun pedagang khusus, dapat terakomodir secara layak dan manusiawi, termasuk dengan penempatan area jualan yang sesuai dan tidak diskriminatif.

Hingga saat ini, DPRD bersama Pemkot Samarinda terus berupaya mencari solusi terbaik demi mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. (Adv/MR)

Facebook Comments Box
Read More

Novan Tekankan Pentingnya Percepatan Program Pembangunan Infrastruktur Pendidikan

3 July 2025 - 13:27 WIB

Dewan Bakal Panggil Sekolah Yang Ketahuan Lakukan Praktik Jual Beli Buku

3 July 2025 - 13:13 WIB

Ismail Latisi Apresiasi Pemkot Samarinda Atas Perhatian Pada Warga Sumur Batu

2 July 2025 - 12:42 WIB

Warning Ismail Latisi ke Sekolah: Tidak Boleh Mewajibkan Siswa Membeli Buku Pelajaran

2 July 2025 - 12:16 WIB

Ketimpangan Alokasi Anggaran Pendidikan Dipusat Kota dan Pinggiran Jadi Sorotan DPRD Samarinda

2 July 2025 - 07:34 WIB

Trending on Advertorial