FASENEWS.ID – Berapa gaji Andi Ibrahim hingga mesti harus lakoni bisnis cetak uang palsu?
Sosok Andi Ibrahim, Dosen dengar gelar Doktor di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menjadi perhatian publik belakangan hari ini.
Tak lepas dari terungkapnya kejahatan perbankan, pencetakan uang palsu yang dilakukan di UIN Alauddin Makassar, Andi Ibrahim termasuk pihak yang melakoni kejahatan perbankan ini.
Andi Ibrahim bersama dengan 16 orang lainnya sudah dijadikan tersangka oleh kepolisian atas kasus uang palsu dicetak di UIN Alauddin Makassar.
Usai berita ini muncul, netizen banyak pula yang menaruh atensi pada sosok Andi Ibrahim.
Ia mencuri perhatian, karena statusnya yang merupakan dosen sekaligus juga pernah menjabat sebagai Wakil Dekan di Fakulas Adab dan Humaniora kampus UIN Alauddin Makassar.
Andi Ibrahim juga diberi jabatan lain oleh pihak kampus, yakni sebagai Kepala Perpustakaan UIN Alauddin.
Dengan jabatan itu, publik bertanya-tanya, berapa sebenarnya gaji Andi Ibrahim per bulan yang ia terima sebagai pejabat di lingkungan kampus tersebut.
Andi Ibrahim pun diketahui sudah bergelar doktor, yang tak mungkin jika hanya bergaji setara UMP atau UMK.
.Informasi dihimpun, gaji dosen pangkat III C dengan gelar doktor ada di kisaran Rp 6 juta – Rp 11 juta per bulan.
Jumlah itu belum termasuk gaji dari jabatan-jabatan lain yang diemban seorang dosen dengan pangkat III C.
Sosok Andi Ibrahim
Andi Ibrahim diketahui bergelar doktor.
Ia sebelumnya mendapatkan gelar sarjana, untuk jenjang S1 dan S2 di Universitas Indonesia dan Universitas Negeri Malang.
Lalu, Andi Ibrahim melanjutkan gelar S3-nya di UIN Alauddin Makassar.
Dalam keterangannya kepada awak media, Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan bahwa motif Andi Ibrahim mencetak uang palsu adalah untuk kepentingan pribadi.
Tersangka Andi Ibrahim melakukan itu, karena ingin mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.
“Khilaf. Ingin mendapatkan uang dalam jumlah besar secara instan,” kata Reonald Simanjuntak.
Hal ini juga disebut dilakukan Andi Ibrahim karena ingin melancarkan ambisi pribadinya untuk menjadi calon bupati Barru, sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan. (as)