FASENEWS.ID – Seseorang yang kini disebut-sebut sebagai inisiator gerakan Garuda Biru, yang sempat viral dalam gelombang protes bertajuk “Peringatan Darurat”, membuka cerita mengenai perjalanan awal dari gerakan tersebut.
Sosok di balik akun X (Twitter) @BudiBukanIntel menjelaskan bagaimana sebuah unggahan yang awalnya hanya berisi konten humoris justru berkembang menjadi fenomena sosial yang mengguncang tanah air.
Meskipun dirinya enggan membeberkan nama aslinya, namun ia ingin disebut saja sebagai Budi.
Hal ini diutarakan Budi dalam obrolannya melalui Youtube Ferry Irwandi pada 9 September 2024, yang membahas soal Garuda Biru dan Indonesia Darurat.
“Nama @BudiBukanIntel itu sebagai disclaimer aja, soalnya sebelumnya ada akun yang pernah tenar dan mengalusikan dirinya sebagai intel. Jadi, saya menjaga diri supaya tidak dituduh intel,” ungkap Budi.
Awalnya, Budi dikenal dengan akun yang berisi konten dewasa, namun ia menyadari bahwa pengikutnya tidak semuanya adalah penikmat konten tersebut.
“Jadi, kalau penonton ngikutin akun Budi dari lama, akun lama Budi itu akun konten dewasa gitulah, tapi followers saya itu bukan semuanya penikmat konten dewasa, banyak juga yang akun syari, akun-akun yang emang nggak suka sama konten dewasa,” ujar Budi.
Ketika bulan puasa tahun lalu, Budi kebetulan menemukan gambar Peringatan Darurat yang berasal dari video EAS Indonesia Concept.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa gambar tersebut bukanlah ciptaannya, melainkan hanya hasil screenshot yang diunggahnya sebagai bagian dari rutinitas harian.
“Waktu puasa tahun lalu, saya kebetulan nyari gambar Peringatan Darurat itu, ya, memang dari video EAS Indonesia Concept. Jadi, saya nggak mau ngeklaim gambar itu buatan saya,” terang Budi melalui Youtube Ferry Irwandi, dikutip oleh Fasenews.id.
“Jadi, tiap jam 9 saya upload, menandakan konten dewasa akan dimulai. Ya, itu awalnya. Nah, jadi kebetulan, itu historynya, tapi saya udah nggak pernah, ya. Disclaimer nih, akun baru udah nggak ada konten dewasa,” lanjutnya.
Namun, segalanya berubah ketika seorang mutual-nya, Pax Jalawira, mulai mengunggah konten bertema larping (live action role-playing) yang menggambarkan krisis konstitusional.
Gambar Garuda Biru pun digunakan dalam percakapan tersebut, dan tidak disangka-sangka, gambar tersebut kemudian viral.
“Nah, seiring berjalannya waktu, ada mutual saya, Pax Jalawira, dia lagi tweet larping. Jadi, awalnya tuh bikin larping manifesting akan terjadi huru-hara. Dia pakai gambarnya waktu krisis konstitusional Uni Soviet, sih, seingat saya. Ini tolong koreksi kalau salah,” tuturnya melalui Youtube Ferry Irwandi, dikutip oleh Fasenews.id.
“Lalu, Pax Jalawira itu bikin seperti skenario bahwa ini terjadi datang TNI segala macam dan saya reply di situ dan memakai peringatan darurat itu, yang sekarang dikenal sebagai Garuda Biru,” ucap Budi menjelaskan.
“Jadi, itu lagi lucu-lucuan memang awalnya, lagi larping kita itu,” katanya lebih lanjut.
Setelah akun-akun besar seperti Najwa Shihab dan Narasi turut membagikan gambar itu, Garuda Biru mulai dikenal luas dan menjadi simbol dari gerakan protes.
“Di situ saya nggak tau banyak yang retweet-retweet, lalu saya quote retweet Garuda Birunya, yang saya tahu pertama kali akun besar yang repost gambar itu tuh Mba Najwa sama Narasi, yang saya tahu. Saya nggak tahu pastinya. Nah, semenjak itu ramai ke mana-mana, meledak,” kata Budi
“Akhirnya, semua berbondong-bondong menganggap saya sebagai inisiator,” ujarnya lagi melalui Youtube Ferry Irwandi, dikutip oleh Fasenews.id.
Bahkan, dalam waktu singkat, sebuah artikel Wikipedia pun dibuat yang menyebut Budi sebagai dalang gerakan tersebut.
“Nggak lama, ada orang iseng bikin artikel Wikipedia ngarah ke saya sebagai inisiator, sebagai dalang,” ucap Budi sambil terkekeh.
Budi mengungkapkan perasaannya yang campur aduk saat gerakan protes ini berkembang.
Apalagi, niat awalnya hanya sebagai lucu-lucuan, tapi ternyata bisa semeledak dan diterima sepositif itu oleh masyarat, dan bahkan mampu bergerak secara generik.
“Awalnya gua panik, jujur aja. Gua tanya sana-sini gua minta advice, minta jalan keluar. Ini kalau gua diapa-apain, tolong gitu kan. Rupanya nggak ya, aman-aman aja,” ungkap Budi.
Namun, di sisi lain Budi merasa bertanggung jawab terhadap gerakan yang terjadi.
Selama tujuh hari antara 22 hingga 29 Agustus 2024, Budi terus aktif di media sosial, berusaha membantu mereka yang terdampak dan memastikan agar informasi tentang orang-orang yang hilang atau ditahan oleh polisi tidak lenyap begitu saja.
“Gua ngerasa bertanggung jawab terhadap gerakan-gerakan yang terjadi, makanya selama tanggal 22 sampai 29, berarti 7 hari ya, selama 7 hari itu saya nggak pernah stop di internet, terutama di thread-thread orang hilang dan orang yang belum keluar dari tangkapan polisi,” tutur Budi melalui Youtube Ferry Irwandi, dikutip oleh Fasenews.id.
“Jadi, saya merasa bertanggung jawab atas nasib mereka. Saya berusaha sebaik mungkin untuk “angkat” bahwa ‘ini loh, masih ada orang di Polsek ini, masih ada di Polres ini’ segala macam, seperti itu bentuk tanggung jawab yang bisa saya lakukan,” sambungnya.
Budi juga mengakui bahwa ia turut berpartisipasi dalam aksi-aksi yang terjadi, meskipun ia tidak bisa membocorkan lokasi atau waktu aksi tersebut.
“Saya juga ikut aksi sebenarnya, tapi saya nggak bisa spill ya, di mana dan kapan, di antara 7 hari itu, yang jelas saya kena semprotan air,” ungkap Budi.
Gerakan Garuda Biru, di mana bermula dari humor dan larping ini justru ternyata berkembang menjadi sebuah gerakan sosial besar, yang diterima oleh masyarakat dan memberikan dampak yang luas. (shi)