SAMARINDA – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Ismail Latisi, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak khawatir terkait potensi praktik suap menyuap dalam penerimaan siswa di sekolah unggulan berbasis internasional yang ada di Loa Bakung, Sungai Kunjang.
Untuk mencegah praktik suap, dirinya meminta pemerintah kota menerapkan seleksi masuk yang ketat dan transparan, berdasarkan tes dan indikator yang jelas. Hal itu Ismail Latisi katakan, untuk mengurangi kekhawatiran beberapa pihak yang risau akan munculnya praktik suap.
“Proses seleksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah, namun harus melalui tes dan berdasarkan kemampuan dan kompetensi siswa,” jelas Latisi sapaan akrabnya.
Guna memastikan seleksi berjalan dengan transparan, dirinya menuturkan pentingnya pengawasan dari pemerintah kota dan DPRD. “Tinggal bagaimana pengawasan ketat dari Pemkot dan DPRD supaya target yang diinginkan itu tercapai,” ucapnya.
Lebih lanjut kata Latisi, keberadaan sekolah unggulan tersebut diharapkan mampu menjadi proyek percontohan bagi sekolah-sekolah lain di Samarinda. Sebab, dirinya mengatakan bahwa minimal dalam setiap daerah memiliki satu sekolah unggulan yang menjadi percontohan.
“Dengan terbangunnya sekolah yang digadang bakal berbasis internasional ini, kita berharap tak meluputkan kewajiban pemerintah kota untuk tetap memperhatikan sekolah-sekolah yang lain,” harapnya.
Saat ini, Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah mulai melakukan seleksi pengurus sekolah tersebut, termasuk kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik lainnya.
Sekolah yang menerapkan kurikulum Cambridge ini ditargetkan akan mulai beroperasi pada tahun ajaran baru 2025. Dengan sistem seleksi yang ketat dan transparan, diharapkan sekolah ini dapat mencetak lulusan berkualitas serta menjadi model bagi pengembangan pendidikan di Samarinda.
“Harapannya bisa menular ke sekolah lain di Samarinda,” tukasnya. (Adv/MR)