Menu

Dark Mode
Pj Gubernur Turun Tangan, 106 Siswa SMAN 1 Mempawah yang Nyaris Gagal Kini Bisa Ikut SNBP Siswa SMAN 1 Mempawah Gagal SNBP, Waka Kurikulum Diminta Tanggung Jawab! Dua Minggu Cari LPG 3 Kg, Warga Karawaci Protes ke Menteri Bahlil: Anak Kami Lapar! Cerita “Budi” Pencetus Pertama Peringatan Darurat Indonesia, Ternyata Garuda Biru Tak Sengaja Jadi Gerakan Protes Dari Garuda Biru Jadi Garuda Hitam, Peringatan Darurat Part 2? Hashtag #IndonesiaGelap Suarakan Momok Tanah Air Nenek Yonih Lansia Meninggal Dunia Usai Antre LPG 3 Kg, Warga Sebut Sempat Bawa 2 Tabung Gas Kosong 

Advertorial

Pemerintah Kaltim Akui Komunitas Adat Lewat SK Bupati untuk Perkuat Perlindungan Hak MHA, Puguh Harjanto Sebut MHA Aset Berharga

badge-check


					Kepala DPMPD Kaltim, Puguh Harjanto/FASENEWS.ID Perbesar

Kepala DPMPD Kaltim, Puguh Harjanto/FASENEWS.ID

FASENEWS.ID – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) terus berupaya mempercepat proses pengakuan dan perlindungan Masyarakat Hukum Adat (MHA).

Puguh Harjanto, Kepala DPMPD Kaltim, menekankan bahwa langkah ini sangat penting untuk menjaga kelestarian budaya dan melindungi hak-hak komunitas adat.

” Perlindungan terhadap masyarakat hukum adat adalah bagian integral dari keberlanjutan lingkungan dan sosial di Kaltim. Kami memiliki strategi khusus untuk memastikan hak-hak mereka diakui dan dilindungi,” ungkap Puguh.

Puguh juga sampaikan bahwa hingga saat ini, beberapa komunitas adat telah memperoleh pengakuan resmi, seperti komunitas Paring Sumpit di Desa Muara Andeh yang diakui melalui SK Bupati Paser pada 2019.

Selain itu, komunitas Mului di Desa Swan Slutung dan Toriyool di Kampung Juaq Asa juga telah mendapat pengakuan, masing-masing melalui SK Bupati Paser 2018 dan SK Bupati Kutai Barat 2024.

Melalui inventarisasi dan identifikasi, tercatat 204 komunitas adat yang tersebar di 163 desa di seluruh Kalimantan Timur.

Meskipun pengakuan MHA terus berkembang, tantangan terkait kurangnya data valid dan sengketa batas wilayah masih menjadi hambatan utama.

“Perlunya regulasi yang lebih jelas dan kebijakan yang proaktif untuk mendukung MHA sangat mendesak. Selain itu, kolaborasi dengan akademisi, LSM, serta pendampingan hukum akan memperkuat posisi mereka,” jelas Puguh.

Selain pengakuan hukum, pemberdayaan ekonomi menjadi fokus utama dalam mendukung keberlanjutan komunitas adat.

Program kewirausahaan dan akses pasar yang lebih luas diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan MHA di Kaltim.

“Masyarakat hukum adat adalah aset berharga. Kami berkomitmen memastikan mereka memiliki ruang dan kesempatan untuk berkembang,” tegasnya.

Dengan sinergi yang kuat antar berbagai pihak, pemerintah berharap pengakuan dan perlindungan terhadap MHA di Kaltim bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia. (adv)

Facebook Comments Box

Read More

KPU Samarinda Hadiri Pleno Rekapitulasi Perhitungan Suara Tingkat Provinsi, Laporkan soal Kejadian Khusus dan Keberatan Saksi 

9 December 2024 - 21:35 WIB

Lengkap! Hasil Pleno Tingkat Provinsi oleh KPU Kaltim untuk Gelaran Pemilihan Gubernur, Cek Rincian Suara Isran – Rudy 

9 December 2024 - 14:18 WIB

Hasil Pleno Pilkada Kota Samarinda, Andi Harun – Saefuddin Zuhri Raih 306.392 Suara Sah

7 December 2024 - 10:25 WIB

Pilkada Samarinda 2024, Tak Ada Gugatan Perselisihan Hasil Pemilu Diajukan ke MK 

6 December 2024 - 19:02 WIB

Rakornis soal Batas Desa Digelar DPMPD Kaltim, Pihak Ditjen Bina Pemdes Sampaikan soal Pentingnya Batas Wilayah 

4 December 2024 - 16:32 WIB

Trending on Advertorial