FASENEWS.ID, SAMARINDA – Walrina tak menduga, cara sederhana yang dia lakukan beberapa tahun silam untuk mendorong minat baca anak-anak di daerahnya, akhirnya mendapat sentuhan bantuan dari pemerintah sebagai upaya pengembangan literasi.
Teras rumah pribadinya menjadi saksi upaya yang dia lakukan.
Berada di jalan Tepung Sari RT 03, Desa Beringin Agung Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.
Disanalah, tempat sederhana perempuan 33 tahun ini bersedekah dengan buku dan ilmu.
“Memulainya dari hal kecil, saya manfaatkan buku di rumah, kemudian mengajak anak-anak untuk datang membaca. Menjadikan teras rumah sebagai rumah baca baru buat anak-anak yang ada di desaku,” gumam Walrina menceritakan awal mula mendirikan ‘rumah literasi kreatif Samboja’.
Ya! Rumah Literasi Kreatif Samboja, salah satu peneriman bantuan pemerintah dari 340 Komunitas Penggerak Literasi se-Indonesia untuk mengembangkan literasi baca-tulis di wilayahnya masing-masing.
Bantuan itu dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek) melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra.
Bantuan yang diberikan berupa dukungan kegiatan yang akan disalurkan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp50.000.000,00.
Kini, Rabu, 28 Agustus 2024 perempuan dengan nama pena ‘Vella Nine’ ini masih mengikuti pembekalan calon penerima bantuan pemerintah untuk komunitas penggerak literasi tahun 2024 di The Hotel Sulthan Jakarta.
Bermula 50 Buku dari Koleksi Pribadi
Kala itu, Rin Muna, begitu perempuan ini disapa, bak orang bingung. Berniat ingin menginspirasi tapi berstatus pengangguran. Namun dia memegang prinsip, bersedekah tidak perlu menunggu kaya.
Buah kelananya mempertemukan dirinya dengan Roelyta Aminuddin (Pendiri Kampoeng Literasi, GajahMada, Balikpapan). Inilah awal mula dia terinspirasi untuk membangun rumah literasi.
Di daerahnya, daerah terpencil, pesisir Kutai Kartanegara yang jauh dari hiruk pikuk ibukota kabupaten, di sanalah dia memulai. Tepat 18 Februari 2018, berdiri rumah literasi kreatif Samboja.
“Saat itu aku hanya memiliki 50 buah buku koleksi pribadi. Kualitas bukunya pun tidak begitu bagus. Hanya beberapa bahan bacaan saja. Saat itu, internet belum masuk desa dan minat baca anak-anak di desa cukup besar,”ungkapnya.
50 buku itu kemudian terus bertambah. Bantuan buku datang dari relawan, hingga penulis berbagai pelosok Nusantara.
“Tidak terhitung berapa banyak kepedulian mereka. Aku sangat berterima kasih pada mereka yang begitu peduli, tanpa mengharapkan balasan,”bebernya.
Bantuan Pemerintah untuk Penguatan Komunitas Literasi
Dari langkah sederhana itu, rumah literasi ini kian tumbuh dan berkembang. Saat ini menampung rata-rata anak binaan kurang lebih 50 orang.
Rin Muna bercerita, Rumah literasi kreatif Samboja saat ini membawahi beberapa komunitas sebagai implementasi Literasi, diantaranya: Komunitas Pena Kreatif (Implementasi Literasi Baca Tulis), Kelas Bahasa Inggris, Komunitas Menari (Implementasi Literasi Budaya), KIM Mutiara Borneo (Implementasi Literasi Digital), UMKM Mamuja (Implementasi Literasi Finansial, hingga Komunitas Seni Rupa & Kaligrafi (Implementasi Literasi Seni Budaya).
Upaya itulah yang mengantarkan Rin Muna menjadi juara favorit duta baca Kaltim 2018 dan tahun 2019. Kemudian didapuk menjadi pemuda pelopor bidang Pendidikan yang di adakan oleh Dispora Kukar. Dan termasuk bisa mendapatkan bantuan pemerintah untuk komunitas penggerak Literasi tahun 2024.
Untuk bantuan pemerintah saat ini, Rin Muna bilang harus dijalankan sesuai Juknis. Baginya itu bukanlah sesuatu yang sulit, karena sudah menjadi aktifitas kesehariannya.
“Alhamdulillah kalau dilihat dari juknis yang tidak jauh berbeda dengan kegiatan yang biasa kami lakukan di Rumah Literasi Kreatif kami,”
“Rencana kegiatan yang akan kami lakukan adalah penguatan Komunitas Literasi, Pelatihan Jurnalistik, pelatihan pembuatan konten media social, diskusi kreatif dan mendongeng,”pungkasnya. (fran)