Fasenews.id, Samarinda – Desas-desus kotak kosong mencuat ke publik jelang Pilkada serentak tahun 2024.
Hal ini tak lepas dari pergerakan sejumlah partai politik yang mulai merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk membangun poros politik KIM Plus pada Pilkada di sejumlah daerah.
Kalimantan Timur salah satu daerah yang diproyeksikan KIM melawan kotak kosong.
“Ada beberapa daerah yang diproyeksikan calon dari KIM lawanya kotak kosong, salah satu diantaranya, kemungkinan Kalimantan Timur, kemudian Sumatra Utara dan lainya,”kata Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Idrus Marham, belum lama ini kepada media.
Menurut Idrus, skenario kotak kosong merupakan akibat komunikasi politik yang dilakukan oleh koalisi pendukung Prabowo Subianto – Gibran pada Pilpres lalu.
Kemudian ada juga daerah yang diproyeksikan “All KIM Final”. Dia mencontohkan seperti daerah Banten.
“Ada calon yang dimotori dari partai Gerindra, ada juga calon yang dimotori partai Golkar. Dua duanya dari KIM, siapapun yang menang, yang menang adalah KIM,”ungkapnya.
Pilgub Kaltim Dalam Bayang-bayang Kotak Kosong
Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim dalam bayang-bayang kotak kosong. Sudah 80 persen, hampir deal dalam kontestasi Pilgub mendatang. Tidak lain karena adanya aksi ‘borong’ partai oleh salah satu pasangan calon.
Persentase itu dengan rincian begini, ada 9 partai politik yang lolos di DPRD Kaltim pada Pemilihan Legislatif (Pileg) lalu.
Di antaranya, Partai Golkar peroleh 15 Kursi, Gerindra 10 Kursi, PDI 9 Kursi, PKB 6 Kursi, PKS 4 Kursi, PAN 4 Kursi, Nasdem 3 Kursi, Demokrat 2 kursi, PPP 2 kursi.
Dari 9 partai tersebut, ada 7 partai politik sudah memberikan rekomendasi dukungan kepada bakal pasangan calon Rudy Mas’ud – Seno Aji. Yaitu Partai Golkar, Gerindra, PKB, PKS, PAN, Nasdem dan PPP. Totalnya 44 Kursi.
Saat ini, ada dua partai politik yang akan memengaruhi kemungkinan kotak kosong di Pilgub Kaltim, yakni PDIP dan Demokrat. Namun begitu, pasangan petahana Isran Noor – Hadi Mulyadi belum mendapatkan dukungan dari partai politik mana pun.
Jika PDIP atau Demokrat memilih mendukung Rudy Mas’ud-Seno Aji, maka Isran Noor-Hadi Mulyadi tidak memenuhi syarat untuk melaju ke Pilgub Kaltim. Dengan demikian Pilgub Kaltim memunculkan calon tunggal dan melawan kotak kosong untuk kontestasi mendatang.
Rudy Mas’ud Tepis Isu Skenario Kotak Kosong
Bakal calon Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud sebelumnya mengkonfirmasi bahwa dirinya mengikuti semua penjaringan partai politik.
Dirinya juga menepis isu skenario melawan kotak kosong.
Kendati Golkar bisa mengusung sendiri meskipun tanpa koalisi. Rudy berkeinginan tetap membangun koalisi solid menjelang kontes politik yakni Pilkada Kaltim yang akan datang.
Menurutnya, hal tersebut sesuai amanah nasional, arahan DPP Golkar, partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) supaya berjuang bersama hingga tingkat daerah.
“Gak gak (skenario lawan kotak kosong). Saya hanya maju karena pertama diamanahkan partai Golkar, kedua partai pengusung,”kata Rudy Mas’ud dikonfirmasi setelah melakukan kunjungan Kerja di Universitas Mulawarman (Unmul) beberapa waktu lalu.
“Sekarang sudah ada beberapa partai yang mengusung kita untuk maju di Pilgub, kita lihat nanti hasilnya,”sambungnya lagi.
Dia bilang, semua keputusan dukungan ada ditangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai. Baginya tidak ada target khusus apalagi membuat skenario melawan kotak kosong.
“Tergantung pemilik partai. Memang kami sudah mendaftar di seluruh partai politik saat penjaringan kemarin. Tahapannya sama, semua dimulai dari daerah, naik ke provinsi, dan diputuskan nanti di DPP,” jelasnya.
Munculnya Relawan Kotak Kosong
Potensi munculnya calon tunggal di Pilgub Kaltim jadi perbincangan.
Gelagat Rudy Mas’ud – Seno Aji memiliki rekomendasi mega partai jadi pemicunya.
Pada Sabtu (3/8/2024) kemarin, muncul sekolompok masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai relawan kotak kosong. Mereka tidak ingin Pilkada Kaltim hanya memunculkan calon tunggal.
Edi Susanto Humas Relawan Kotak Kosong menyampaikan, jika dihadapkan pada situasi calon tunggal, di mana kandidat hanya akan melawan kotak kosong, jadi sinyal kemunduran demokrasi dan kegagalan partai politik dalam melakukan kaderisasi di Kalimantan Timur.
“Ini adalah cerminan kegagalan partai politik dalam melakukan kaderisasi. Seharusnya, partai politik menghadirkan banyak pilihan kandidat yang layak untuk dipilih oleh rakyat. Namun, yang terjadi hari ini justru sebaliknya. Potensi terjadinya kotak kosong dalam Pilgub Kaltim adalah sesuatu yang sangat kami sayangkan,” tegas Edi.
Edi mengakui, situasi politik masih dinamis. Bisa saja terjadi dua pasangan calon sebelum dimulainya pendaftaran di KPU. Namun kata dia sinyal calon tunggal sudah semakin kuat.
Atas situasi lanjutnya lagi, mengharuskan mereka untuk bersiap jauh hari. Mengantisipasi terjadinya kotak kosong. Maka pihaknya akan berjuang membentuk simpul relawan menangkan kotak kosong.
“Kami sudah melihat ada gerakan kampanye dari calon yang ada, bahkan sejak beberapa bulan lalu. Maka, kami juga harus mempersiapkan diri sejak sekarang, jika kotak kosong benar-benar menjadi kenyataan,” tuturnya. (fran)