FASENEWS.ID – Salah satu staf Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang diduga terlibat dalam sindikat uang palsu, dilaporkan meninggal dunia.
Staf berinisial M yang diduga terlibat dalam kasus pabrik uang palsu di kampus tersebut ditemukan meninggal dunia, diduga akibat syok.
Baru muncul dalam penyelidikan, M meninggal sebelum sempat menjalani pemeriksaan oleh pihak berwajib.
Kasat Reskrim Polres Gowa, AKP Bahtiar, mengungkapkan bahwa rumor mengenai dugaan keterlibatan M sempat beredar di kalangan civitas akademika kampus, namun pihaknya masih belum bisa memastikan kebenarannya.
“Informasi tersebut memang kami terima dari lingkungan kampus, tetapi hingga saat ini kami belum menemukan bukti yang dapat menguatkan pernyataan tersebut,” jelas AKP Bahtiar, pada Sabtu (21/12/2024), seperti yang dilansir melalui Kompas.com.
Saat ini, polisi telah menetapkan 17 tersangka terkait kasus pabrik uang palsu yang menggemparkan UIN Alauddin Makassar.
Di antara mereka, dua tersangka merupakan pegawai kampus, yaitu Kepala Perpustakaan, yakni Andi Ibrahim dan staf UIN Alauddin Makassar, Mubin Nasir.
Tiga orang lainnya saat ini masih buron dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Yudhiawan Wibisono, mengungkapkan bahwa sindikat uang palsu ini telah beroperasi sejak 2010, dengan uang palsu yang dicetak di UIN Alauddin Makassar diperkirakan mencapai triliunan rupiah.
Selain itu, polisi juga menyita berbagai mata uang asing, seperti dong Vietnam dan won Korea Selatan, yang digunakan oleh sindikat tersebut.
Penyidik juga menemukan sejumlah barang bukti mencengangkan, antara lain fotokopi sertifikat deposito Bank Indonesia senilai Rp45 triliun, serta satu lembar surat berharga negara (SBN) senilai Rp700 triliun.
“Selain itu, terdapat 98 item bukti lainnya, seperti tinta, mesin, sparepart, kaca pembesar, dan lampu perekam,” terang Irjen Yudhiawan dalam konferensi pers pada Kamis (19/12/2024).
Menurut infomasi, M mendadak meninggal akibat syok setelah namanya disebut-sebut terlibat dalam kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar.
Apalagi, sebelumnya, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim (AI) dan staf kampus Mubin Nasir (40) lebih dahulu ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Dihimpun dari beberapa sumber, M diduga berperan dalam mengedarkan uang palsu kepada tersangka Sukmawati, seorang PNS guru yang membeli barang kebutuhan sehari-hari menggunakan uang palsu tersebut.
Polisi membenarkan bahwa seorang staf UIN Alauddin Makassar berinisial M meninggal dunia setelah mengetahui namanya disebut-sebut terlibat dalam sindikat uang palsu yang beroperasi di kampus.
M tidak sempat ditetapkan sebagai tersangka karena belum menjalani pemeriksaan oleh penyidik.
Kapolres Gowa AKBP Rheonald T. Simanjuntak menyatakan bahwa nama terduga pelaku M tidak tercatat dalam laporan penyelidikan dan penyidikan.
Penyidik mengungkapkan bahwa hal ini dikarenakan M sudah meninggal dunia.
“Kami merasa kasihan terhadap yang sudah meninggal, jadi kami tidak mencantumkan itu dalam temuan kami,” ujar Rheonald, seperti yang dilansir detikSulsel, Kamis (19/12/2024).
“Kami memang menemukan keterangan mengenai keterlibatan M, tetapi kami tidak mencantumkan fakta tersebut dalam hasil penyelidikan kami karena dia sudah meninggal kodong,” tambahnya.
Sebelumnya, pihak kampus telah mengonfirmasi bahwa M meninggal dunia pada Sabtu (7/12).
M meninggal 11 hari setelah polisi menerima laporan mengenai peredaran uang palsu dari salah satu tersangka di Kecamatan Pallangga pada Selasa (26/11).
Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerja Sama UIN Alauddin Makassar, Kaswad Sartono, juga membenarkan bahwa M yang meninggal adalah staf kampus.
Namun, dia mengaku tidak mengetahui informasi mengenai dugaan keterlibatan M, karena pihak kampus belum menerima kabar tersebut dari kepolisian.
“Saya tidak tahu secara pasti (tentang dugaan keterlibatan M). Urusan hukum, termasuk yang berkaitan dengan tindakan, kami serahkan kepada pihak yang berwenang, dalam hal ini kepolisian,” ujar Kaswad Sartono, Sabtu (21/12/2024). (apr)