Menu

Dark Mode
Siswa SMAN 1 Mempawah Gagal SNBP, Waka Kurikulum Diminta Tanggung Jawab! Dua Minggu Cari LPG 3 Kg, Warga Karawaci Protes ke Menteri Bahlil: Anak Kami Lapar! Cerita “Budi” Pencetus Pertama Peringatan Darurat Indonesia, Ternyata Garuda Biru Tak Sengaja Jadi Gerakan Protes Dari Garuda Biru Jadi Garuda Hitam, Peringatan Darurat Part 2? Hashtag #IndonesiaGelap Suarakan Momok Tanah Air Nenek Yonih Lansia Meninggal Dunia Usai Antre LPG 3 Kg, Warga Sebut Sempat Bawa 2 Tabung Gas Kosong  Bantu Warga Terdampak Banjir di Samarinda, Laskar Kebangkitan Kutai dan IZI Tamiya 4Wd Bagikan Paket Sembako

News

Nenek Yonih Lansia Meninggal Dunia Usai Antre LPG 3 Kg, Warga Sebut Sempat Bawa 2 Tabung Gas Kosong 

badge-check


					Kolase kursi berbaris di dekat kediaman Nenek Yonih/ fasenews.id Perbesar

Kolase kursi berbaris di dekat kediaman Nenek Yonih/ fasenews.id

FASENEWS.ID – Kesedihan menyelimuti warga Jalan Beringin, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, setelah kepergian Nenek Yonih (62).

Nenek Yonih meninggal dunia setelah mengantre gas elpiji 3 kg pada Senin (3/2/2025).

Kepergian Nenek Yonih tak hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tetapi juga bagi para tetangganya yang mengenal baik sosoknya.

Sehari-hari, Nenek Yonih dikenal sebagai pedagang nasi uduk.

Warungnya menjadi tempat andalan warga sekitar untuk menikmati sarapan pagi. Selain nasi uduk, ia juga menjual gorengan, lontong, dan kopi yang menjadi favorit banyak pelanggan.

Ketua RT 001, RW 007 Pamulang Barat, Saiful, mengungkapkan bahwa almarhumah sudah lama berjualan di lingkungan tersebut.

“Kami warga di sini sangat kehilangan. Warungnya selalu ramai, dan banyak dari kami yang sarapan di sana,” ujarnya diwawancara awak media.

Senada dengan Saiful, Ketua RW 007, Nurhadi, mengaku sering menikmati sarapan dan kopi di warung Nenek Yonih.

Menurutnya, almarhumah adalah sosok yang dikenal baik oleh warga sekitar.

“Di sini semua sudah seperti keluarga, dan Nenek Yonih adalah bagian dari itu,” kata Nurhadi.

Menurut keterangan warga, Yonih mengantre gas elpiji di lokasi yang berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.

Seorang warga bernama Rohaya mengatakan bahwa pada pagi hari, ia masih sempat berbincang dengan Yonih yang saat itu membawa dua tabung gas kosong.

Yonih sempat diminta kembali ke rumah karena pembelian gas bersubsidi harus menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Setelah mengambil KTP, ia kembali mengantre dan beristirahat sejenak di sebuah tempat laundry dekat pangkalan gas.

Setelah mendapatkan gas, ia dijemput oleh menantunya.

Namun, setibanya di rumah, Yonih tiba-tiba pingsan. Keluarga segera membawanya ke Rumah Sakit Permata, namun nyawanya tak tertolong. “Dia sempat mengucapkan ‘Allahu Akbar’ beberapa kali sebelum akhirnya tak sadarkan diri,” ungkap Rohaya.

Kabar meninggalnya Yonih meninggalkan duka mendalam bagi warga sekitar yang telah lama mengenalnya.

Ia bukan hanya seorang pedagang, tetapi juga bagian dari kehidupan sosial di lingkungannya.

Kepergiannya menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kondisi fisik, terutama bagi para lanjut usia yang masih harus beraktivitas di luar rumah. (as)

Facebook Comments Box

Read More

Siswa SMAN 1 Mempawah Gagal SNBP, Waka Kurikulum Diminta Tanggung Jawab!

6 February 2025 - 13:48 WIB

Dua Minggu Cari LPG 3 Kg, Warga Karawaci Protes ke Menteri Bahlil: Anak Kami Lapar!

5 February 2025 - 13:31 WIB

Siapa Saja yang Boleh Beli LPG 3 Kg? Berikut Kelompok Masyarakat yang Berhak! Tak Bisa Lagi Beli di Pengecer

3 February 2025 - 08:08 WIB

Puskepi Nilai Peraturan Ambigu, Sebut Alihkan Pengecer ke Pangkalan LPG Belum Jamin Kurangi Beban Subsidi

3 February 2025 - 07:44 WIB

Sosok Pegawai ATR/BPN Dipecat Nusron Wahid Imbas Skandal Pagar Laut, Total Ada 6 Orang!

31 January 2025 - 10:16 WIB

Trending on News