FASENEWS.ID – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap penyebaran virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang saat ini sedang mewabah di China.
Nihayatul Wafiroh mengatakan, meskipun hingga saat ini belum ada laporan kasus HMPV di Indonesia, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan.
Untuk mencegah penularan, langkah yang disarankan adalah memperketat kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara bagi.
“Pemerintah perlu meningkatkan sistem pemantauan di pintu-pintu masuk negara untuk mendeteksi gejala-gejala yang menyerupai infeksi saluran pernapasan akut. Hal ini termasuk penggunaan tes diagnostik yang akurat untuk mendeteksi HMPV lebih awal,” ujar Nihayatul dalam keterangannya, Minggu (5/1/2025).
Dilansir dari Avnmedia.id, melakukan koordinasi dengan WHO dan negara-negara yang terdampak sangat dibutuhkan, agar informasi baru mengenai virus HMPV serta vaksin yang diperlukan bisa didapatkan.
Langkah-langkah tersebut, menurutnya, merupakan bagian dari upaya deteksi dini yang penting untuk mencegah penyebaran virus secara luas.
“Pemerintah perlu terus menjalin komunikasi dengan WHO dan negara-negara yang terdampak untuk memperoleh informasi terbaru mengenai pola penyebaran, tingkat virulensi, serta vaksin yang dibutuhkan,” tambah Nihayatul.
Tak hanya itu, dia juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat, namun tanpa menimbulkan rasa panik.
“Edukasi kepada masyarakat tetap penting tanpa menambah kekhawatiran, dengan memberikan informasi yang jelas tentang cara pencegahan infeksi, seperti mencuci tangan, menggunakan masker saat sakit, dan menjaga kebersihan lingkungan,” jelas Nihayatul.
Meski wabah HMPV belum menunjukkan dampak sebesar pandemi Covid-19, Nihayatul menekankan perlunya langkah pencegahan yang lebih proaktif dan berbasis data.
Penting juga untuk memastikan kesiapan rumah sakit dan tenaga medis dalam menghadapi virus HMPV karena kapasitas tenaga kesehatan menjadi faktor kunci dalam menangani wabah ini.
“Memastikan rumah sakit dan tenaga medis siap menangani infeksi virus pernapasan lainnya dan meningkatkan kapasitas tenaga medis adalah langkah penting,” ujar Nihayatul.
Sebagai informasi, HMPV adalah virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan dengan gejala mirip flu, seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas.
Pada kasus yang lebih parah, HMPV bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti bronkitis atau pneumonia.
Meskipun tidak berbahaya bagi orang dewasa yang sehat, virus ini lebih berisiko bagi anak-anak, lansia, serta individu dengan kondisi kekebalan tubuh yang lemah atau penyakit kronis seperti diabetes, gangguan pernapasan, dan penyakit jantung.
Hingga kini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk HMPV.
Namun, perawatan suportif seperti rehidrasi, pengendalian demam, dan cukup istirahat dapat efektif meringankan gejalanya.
Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi resmi terkait perkembangan virus ini.
Pemerintah juga menekankan pentingnya kerja sama masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah pencegahan dan segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala infeksi saluran pernapasan. (apr/naf)