FASENEWS.ID, SAMARINDA – Satu demi satu, Lukman, Kafilah asal Jambi mengamati karya seni kaligrafi dalam Pameran Kaligrafi Internasional pada MTQ Nasional ke-XXX Expo di Convention Hall, Gelora Kadrie Oening, Samarinda.
Di sana, mata Lukman yang hadir bersama rombongan dimanjakan dengan bauran warna warni cantik lukisan yang berpendar.
Decak kagum Lukman terpancar dengan sorot lampu warna kuning menerangi setiap bagian tulisan ayat-ayat kalam ilahi itu.
Tidak heran jika keindahan seni kaligrafi Islam dari berbagai penjuru dunia ini menjadi daya tarik para pengunjung.
“Ini karya luar biasa, menunjukkan bahwa karya seni kaligrafi juga cukup berkembang pesat di Indonesia,”lirih Lukman yang penuh decak kagum dikonfirmasi, Senin (9/9/2024).
Pameran Kaligrafi Internasional ini merupakan rangkaian dari kegiatan MTQ yang diselenggarakan di Samarinda, Kalimantan Timur.
Ragam kegiatan MTQ ini bagi Lukman cukup spesial. Pasalnya belum pernah ada pada kegiatan MTQ sebelumnya.
“MTQ kali ini luar biasa, banyak warna warni. Dari tahun ke tahun selama bergulir MTQ Nasional, MTQ di Samarinda yang paling spesial . Tempatnya memadai kemudian keberadaannya ditengah kota. Jarang seperti ini. Bagi saya ini sangat meriah dan spesial,”bebernya.
Muhammad Arif Syukur, Direktur Islamic Art Exhibition dan Kepala Sub Divisi Seni dan Budaya Islamic Centre Jakarta, merupakan salah satu tokoh penting di balik kesuksesan pameran ini.
Dia bilang ini merupakan gelaran ke tiganya. Partisipasi Kaligrafer pun meningkat dari tahun sebelumnya. Kini dia berhasil melibatkan 36 negara dengan 157 seniman dari penjuru dunia.
“Pameran ini sebelumnya hanya digelar di Jakarta, namun ke depan kami ingin lebih meluas. Dari Jakarta untuk Indonesia dan dunia,” ungkap Muhammad Arif Syukur.
Lebih lanjut Arif Syukur menjelaskan, pameran ini sebagai ajang pertemuan kreatif global yang unik.
Dengan mengangkat tema besar “The Power of Ka’bah,” dan subtema “The Prophet of Muhammad.” Sebab kata dia, pameran ini berlangsung di bulan kelahiran Nabi Muhammad.
“Tema ini dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap Nabi Muhammad SAW melalui seni kaligrafi,”bebernya.
Lebih dari 100 karya seni dipamerkan, dengan setiap negara peserta diberikan batasan maksimal dua karya, kecuali tuan rumah, Indonesia.
Seniman-seniman yang terlibat dari berbagai negara yang terlibat diantaranya seperti Indonesia, Amerika Serikat, Jepang, Maroko, Mesir, dan Arab Saudi.
Bagi Arif Syukur, Kaligrafi bukan sekedar seni, lebih dari itu adalah syiar dakwah yang melekat dengan Islam yang dapat dinikmati semua orang termasuk non muslim. Selain itu juga sebagai jembatan diplomasi budaya antarnegara.
“Kaligrafi yang kita goreskan bukan hanya kalimat yang indah, tetapi kalimat yang mulia, yang datang dari Sang Pencipta. Ini yang membuat seni ini memiliki kekuatan dan daya tarik tersendiri,” pungkasnya. (fran)