SAMARINDA – Senyum menerka di wajah dua anak kecil itu saat menerima paket sembako dan zakat dari Yurni Handayani bersama rombongan Yayasan Kaindea Study Center (KSC). Walupun keduanya tampak gembira, tak mampu membendung air mata dari perempuan yang berhasil meraih penghargaan pelopor bidang pendidikan Kaltim 2024 itu.
Ia melihat kehidupan mereka yang penuh kesederhanaan dan keterbatasan dengan mengandalkan hasil kebun.
Keduanya tinggal bersama seorang ibu yang sudah lama ditinggal pergi (meninggal) kepala keluarganya. Disebuah rumah kecil berdinding kayu, di pelosok kota Samarinda, Jalan Lapandewa, area Batu Besaung Kecamatan Samarinda Utara. Disanalah mereka menghabiskan kehidupan hari-harinya.
Diusianya 5 dan 6 tahun, kedua anak itu belum mengenyam pendidikan ditingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) maupun Sekolah Kanak-kanak (TK). Demikian kakanya yang sudah berusia 22 tahun.
Tidak lain karena kondisi ekonomi, keterbatasan kendaraan dan jauhnya akses pendidikan. Namun kedua anak itu punya keinginan kuat untuk belajar.
“Bu uning (Yurni Handayani), ini dia mau belajar juga sama bu uning, mau belajar membaca,”kata Yurni Handayani mengkisahkan pesan yang disampaikan ibu kedua anak itu atas keinginannya untuk belajar.
“Ku lihat besar pengharapan mama nya agar anaknya bisa dapat pendidikan yg setara dg yg lain,”sambungnya lagi.
Selain kedua anak itu, masih ada anak-anak lainnya yang punya kondisi yang sama. Yurni bilang jumlahnya sekitar 6 orang yang tidak sekolah.
Di kawasan pertanian yang akrab disebut Himba itu terdapat beberapa kepala keluarga dengan belasan anak-anak, rata-rata usia 4-10 tahun. Namun sebagian bolak-balik tinggal bersama keluarga diperkotaan agar bisa menempuh pendidikan.
Siapkan Volunteer Pendidikan Yang Siap Mengabdi
Yurni memandang pemenuhan layanan pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai strategi dan pendekatan. Baik itu jalur Pendidikan formal, non formal, dan informal.
Tak berpikir panjang, sepulang dari Jalan Lapandewa itu, dirinya open volunteer yang siap mengabdi untuk mengajar di kawasan tersebut.
“Alhamdulillah dalam sehari, ini udah ada 10 orang volunteer yang siap sedia untuk ngajar disana,”terangnya saat dikonfirmasi.
Sebagai langkah awal bersama relawan, pihaknya akan inventaris data anak. Memetakan berapa data pasti yang belum menempuh pendidikan termasuk usianya.
Sebagai Kepala PAUD Cakrawala Kaki Langit yang beralamat di Jalan anggur, dirinya akan mengakomodir pengembangan skema Pendidikan jarak jauh yang memiliki sekolah induk. Hal ini supaya anak-anak didaerah itu bisa bersekolah meskipun ditempat yang jauh.
“Ini khusus anak-anak yang dalam kategori PAUD ataupun TK, dengan usia dibawah 6 tahun. Secara umum kita dapat mengajar dilokasi, mendampingi, dan memberikan dukungan emosional kepada anak-anak,”pungkasnya.
Dikawasan tersebut kata dia, tidak menutup kemungkinan bukan saja anak-anak. Bahkan para orang tua yang punya semangat belajar baca tulis, hingga untuk belajar mengaji.
(Fran)